Home » , , » Sop Kaki Khas Betawi di Simpanglima

Sop Kaki Khas Betawi di Simpanglima

Written By tonitok on Rabu, 09 November 2011 | 11.54

karyawan menyiapkan menu sop kaki kambing
Ingin menikmati sop kaki kambing khas Betawi yang gurih? Empuknya daging kaki dan segarnya kuah rebusan balung ini bisa dinikmati di deretan warung tenda kawasan simpanglima. Tepatnya di depan Supermarket Ramayana. Saya memilih warung milik Ibu Kusniati karena letaknya persis menghadap bundaran. Sembari makan bisa menikmati suasana malam di kawasan Simpanglima.

Pada siang hari, Simpanglima merupakan kawasan yang paling sibuk di kota Atlas ini. Namun pagi dinihari itu kawasan Simpanglima terlihat lengang. Hanya satu dua kendaraan melintas. sorotan lampu merkuri membuat lapangan Simpanglima itu terlihat temaram. Di tengah terpaan hawa dingin menusuk tulang, seporsi sop panas akan membuat tubuh terasa hangat.

Menikmati sop ini bisa dimulai dengan nyeruput kuahnya. Meski agak encer, namun rasanya lumayan nendang. "Rasa gurihnya berasal dari kaldu rebusan tulang sapi," jelas warga genuk Perbalan RT 05 RW 06 ini.

Aroma rempah justru tak terlampau kuat. Bumbu utama hanya pala, mrica, jahe, dan kayu manis. Cita rasanya cenderung manis dan segar. "Kuahnya tidak menggunakan santan, namun susu bubuk. Jadi terasa manis dan segar," lanjutnya.

Racikan menu berupa daging kaki atau kepala. Pengunjung bisa memilih dicampur bagian daging lain seperti jeroan, lidah, dan otak. Serpihan daging ini kemudian ditimbun dengan irisan kentang goreng, emping, serta minyak samin kemudian diguyur kuah sop yang segar. Sebagai pelengkap adalah acar, sambel cabe merah, kecap, dan  irisan jeruk limau. Aduk-aduk sebentar kemudian mulailah nyeruput kuahnya. Kenikmatan sop ini semakin terasa karena semua bagian daging sangat empuk digigit. Maklum sebelum disajikan, potongan kaki telah direbus selama tiga jam hingga potongan dagingya mengelupas. Serpihan daging ini kemudian diambil untuk disajikan menjadi bahan baku sop. Sedang tulang terus direbus untuk dibuat menjadi kuah.

Warung sop kaki biasanya buka sejak sore hingga pukul tiga dinihari. Menurut Ibu Kusniati, dia telah buka dasaran sejak Supermarket Ramayana masih berupa Bioskop Gajahmada.

Dulu warungnya menjadi jujugan pengunjung biskop, terutama yang menonton tayangan midnight. Kini pengunjung anak-anak muda yang ingin menikmati suasana malam Simpanglima.

Setiap hari tak kurang dari seratus porsi sop kaki ludes. Menu lain adalah sate kambing namun hanya merupakan pelengkap. Sayangnya hargan yang dipatok relatif mahal.  Meski rasa sopnya memang istimewa, namun merogoh kocek Rp 25.000 untuk makan di warung tenda  rasanya terlampau mahal. (panji)

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Info - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger